Bisnis

Harga Emas Hari Ini, 8 November 2023: Investor Menunggu Sinyal The Fed

×

Harga Emas Hari Ini, 8 November 2023: Investor Menunggu Sinyal The Fed

Share this article

AYOBADUNG.COM – Harga Emas Hari Ini, 8 November 2023: Investor Menunggu Sinyal The Fed -Harga emas dunia kembali tergelincir pada perdagangan Selasa (7/11/2023), turun ke level terendah dalam satu bulan. Analis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer mengatakan investor memperkirakan dengan tingkat keyakinan sekitar 90% bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga tidak berubah di bulan Desember. Hal ini berarti bahwa kebijakan moneter yang ketat atau kenaikan suku bunga di AS dapat mempengaruhi harga emas, karena hal tersebut akan meningkatkan biaya peluang untuk membeli aset yang tidak memberikan imbal hasil, seperti logam mulia.

“Untuk memungkinkan emas bergerak secara berkelanjutan di atas level $2.000 per ons, mungkin diperlukan sinyal yang lebih jelas dari Federal Reserve bahwa pemangkasan suku bunga akan segera terjadi. Selain itu, kembalinya investor ke Exchange-Traded Funds (ETF), yang merupakan dana yang diperdagangkan di bursa, juga dapat mempengaruhi pergerakan harga emas dalam jangka panjang,” ungkapnya.

Pada perdagangan Selasa, harga emas spot turun 0,66% menjadi US$1.975,55 per troy ons. Harga emas berjangka AS juga turun 0,71% menjadi US$1.982,10 per troy ons.

Di Indonesia, harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) juga turun Rp12.000 per gram menjadi Rp1.111.000 per gram.

Penurunan harga emas dipicu oleh kekhawatiran investor bahwa The Fed akan terus menaikkan suku bunga untuk memerangi inflasi. Inflasi di AS mencapai 7,9% pada bulan Oktober, level tertinggi dalam 40 tahun terakhir.

Selain itu, investor juga mengamati perkembangan perang Rusia-Ukraina. Perang tersebut telah meningkatkan ketidakpastian di pasar keuangan global, yang turut menekan harga emas.

Dalam konteks ini, para pelaku pasar dan investor perlu terus memantau perkembangan ekonomi global, kebijakan The Fed, dan faktor-faktor geopolitik yang dapat berdampak signifikan pada harga emas di masa depan.

Melemahnya Korelasi antara ETF Emas dan Saham Pertambangan

Di sisi lain, melemahnya korelasi antara exchangeable traded fund (ETF) yang terkait dengan emas dan saham pertambangan emas membuat investor mengamati berbagai penyebab potensial, termasuk pembelian besar-besaran dari bank sentral global dan penurunan produksi emas.

SPDR Gold Shares ETF (GLD.P), yang melacak harga emas, telah menguat 9,82% tahun ini, didorong oleh kekhawatiran terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi serta gejolak geopolitik. Namun kenaikan tersebut belum tercermin dalam harga saham para penambang emas: iShares MSCI Global Gold Miners ETF (RING.O) dan VanEck Gold Miners ETF (GDX.AX), yang melacak saham produsen emas, hanya naik masing-masing 2,28% dan 1,7%.

Analis dari Bank of America Securities mengatakan melemahnya korelasi antara ETF emas dan saham pertambangan emas kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk:

  • Pembelian besar-besaran dari bank sentral global:

Bank sentral global telah membeli emas dalam jumlah besar untuk diversifikasi cadangan devisa mereka. Hal ini telah meningkatkan permintaan emas, tetapi juga telah mengurangi permintaan emas dari investor swasta.

  • Penurunan produksi emas

Produksi emas global diperkirakan akan turun pada tahun 2023, karena beberapa faktor, termasuk kenaikan biaya produksi dan penurunan investasi. Hal ini juga dapat mengurangi permintaan emas dari investor.