AYOBADUNG.COM – Harga Emas Hari Ini 14 November 2023, Jelang Rilis Data Inflasi AS – Harga emas menguat pada perdagangan Senin (13/11) waktu setempat, seiring pelemahan dolar AS. Namun, emas masih berpotensi tertekan pada perdagangan hari ini, Selasa (14/11), jelang rilis data inflasi AS.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Mercantile Exchange ditutup naik 12,5 dolar AS atau 0,65 persen menjadi 1.950,2 dolar AS per ounce. Sementara indeks dolar AS turun 0,2%, membuat emas lebih mahal bagi pembeli luar negeri.
Data indeks harga konsumen (CPI) AS akan dirilis pada hari Selasa (14/11). Menurut jajak pendapat Reuters, CPI inti AS diperkirakan meningkat 0,3% MoM di bulan Oktober, dengan peningkatan YoY sebesar 4,1%. Pedagang juga akan mengamati data indeks harga produsen AS yang dirilis pada hari Rabu (15/11).
Jika data menunjukkan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan, emas kemungkinan akan turun karena hal itu akan meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga lagi, kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
“Tetapi, jika datanya sesuai, emas akan diperdagangkan di kisaran US$1.950,” tambah Haberkorn. Suku bunga yang lebih tinggi mengurangi daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
Senada, Tim Analis Monex Investindo Futures mengatakan, perhatian utama tertuju pada rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) malam ini. Rilis data tersebut akan mempengaruhi probabilitas kenaikan suku bunga bank sentral AS (The Fed) pada bulan depan.
“Sebelum rilis data CPI Amerika Serikat malam ini, harga emas masih akan bergerak volatil pada perdagangan sesi Asia hari ini,” kata monex dalam riset harian, Selasa (14/11/2023).
Pasar memperkirakan 86% kemungkinan bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunganya tidak berubah pada bulan Desember, menurut alat CME FedWatch.
Emas batangan turun 3% pada minggu lalu karena permintaan safe-haven yang didorong oleh konflik di Timur Tengah mereda, sementara Ketua Fed Jerome Powell memberikan nada hawkish.
“Ke depannya, dalam jangka pendek, keinginan investor untuk menambah panjang akan bergantung pada sejauh mana eskalasi (geopolitik) namun (emas) akan menghadapi hambatan dari kenaikan suku bunga riil AS,” kata Goldman Sachs dalam sebuah catatan.
“Secara taktis, kami akan melihat potensi aksi jual emas sebagai peluang pembelian karena kami melihat lingkungan dengan saluran risiko yang tinggi akan mempengaruhi kualitas lindung nilai emas.”
Lembaga pemeringkat Moody’s pada hari Jumat mengubah prospek peringkat kredit pemerintah AS menjadi “negatif” dari “stabil”.
Adapun, harga perak di pasar spot naik 0,3% menjadi US$22,29 per ounce. sementara harga platinum naik 2,8% menjadi US$863,03 dan paladium bertambah 1,5% pada US$977,58, mencatatkan sesi terbaiknya dalam tiga minggu namun masih mendekati level terendah dalam lima tahun.
Analisis
Harga emas menguat pada perdagangan Senin (13/11) seiring pelemahan dolar AS. Pelemahan dolar AS membuat emas lebih murah bagi pembeli luar negeri, sehingga meningkatkan permintaan emas.
Namun, emas masih berpotensi tertekan pada perdagangan hari ini, Selasa (14/11), jelang rilis data inflasi AS. Jika data inflasi AS menunjukkan angka yang lebih tinggi dari perkiraan, maka akan meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed. Suku bunga yang lebih tinggi akan mengurangi daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
Secara jangka pendek, permintaan emas akan bergantung pada perkembangan konflik geopolitik di Timur Tengah dan sikap The Fed terhadap suku bunga. Jika konflik geopolitik mereda dan The Fed tidak menaikkan suku bunga, maka harga emas berpotensi menguat.
Namun, jika konflik geopolitik semakin memanas dan The Fed menaikkan suku bunga, maka harga emas berpotensi melemah.
Potensi Pergerakan Harga Emas
Berdasarkan analisis di atas, harga emas berpotensi bergerak volatile pada perdagangan hari ini, Selasa (14/11), jelang rilis data inflasi AS. Jika data inflasi AS menunjukkan angka yang lebih tinggi dari perkiraan, maka harga emas berpotensi melemah.
Namun, jika data inflasi AS sesuai dengan perkiraan atau lebih rendah dari perkiraan, maka harga emas berpotensi menguat.
Berikut adalah beberapa skenario pergerakan harga emas pada perdagangan hari ini:
Data inflasi AS menunjukkan angka yang lebih tinggi dari perkiraan:
Jika data inflasi AS menunjukkan angka yang lebih tinggi dari perkiraan, maka akan meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed. Suku bunga yang lebih tinggi akan mengurangi daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
Akibatnya, harga emas berpotensi melemah ke kisaran US$1.900-US$1.925 per ounce.
Data inflasi AS sesuai dengan perkiraan:
Jika data inflasi AS sesuai dengan perkiraan, maka akan mengurangi kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed. Suku bunga yang tidak berubah akan mendukung harga emas.
Akibatnya, harga emas berpotensi menguat ke kisaran US$1.950-US$1.975 per ounce.
Data inflasi AS menunjukkan angka yang lebih rendah dari perkiraan:
Jika data inflasi AS menunjukkan angka yang lebih rendah dari perkiraan, maka akan mengurangi kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed secara agresif. Suku bunga yang tidak berubah atau naik secara bertahap akan mendukung harga emas.
Akibatnya, harga emas berpotensi menguat ke kisaran US$2.000-US$2.025 per ounce.
Namun, perlu diingat bahwa pergerakan harga emas juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti perkembangan konflik geopolitik di Timur Tengah dan sentimen investor terhadap risiko.