AYOBADUNG.COM – Harga Emas Hari Ini 16 November 2023, Rebound, Tapi Tetap Dibayangi Dolar AS – Emas batangan berpeluang rebound pada perdagangan Kamis (16/11/2023) setelah ditutup turun pada perdagangan Rabu (15/11/2023) waktu setempat. Namun, potensi kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral AS (The Fed) masih akan menjadi sentimen negatif bagi harga emas.
Harga emas (XAUUSD) sempat naik ke US$1.975,15 per troy ons pada Rabu kemarin sebelum berbalik turun dan menutup perdagangan di US$1.959,15 per troy ons. Dibandingkan penutupan perdagangan Selasa, harga emas telah turun US$3,77.
Tim Analis Monex Investindo Futures menyebut, serangkaian data dari Amerika Serikat (AS) kemarin membuat harga emas volatil. Data penjualan ritel dan producer price index (PPI) masing-masing menunjukkan penurunan, bahkan kebanyakan di bawah forecast di Trading Central. Tetapi data aktivitas manufaktur wilayah New York yang naik menjadi 9,1 pada November dari bulan sebelumnya -4,6 dan jauh di atas forecast -3,9 membuat dolar AS mendapat tenaga menguat dan sedikit menekan emas.
Meski demikian, Monex menyebut, belum ada perubahan signifikan terkait proyeksi suku bunga The Fed. Pelaku pasar masih optimis The Fed tidak akan menaikkan suku bunga lagi. Hal tersebut masih akan menjadi sentimen positif bagi emas pada perdagangan sesi Asia hari ini.
Dolar AS Menguat
Indeks dolar (.DXY) naik 0,4%, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10-tahun rebound setelah revisi data penjualan ritel menunjukkan kenaikan yang kuat pada bulan September.
Emas batangan naik hampir 1% di sesi perdagangan sebelumnya setelah data menunjukkan bahwa harga konsumen AS tidak berubah pada bulan Oktober. Harga produsen AS mengalami penurunan terbesar dalam tiga setengah tahun pada bulan Oktober, yang merupakan indikasi terbaru berkurangnya tekanan inflasi.
“Hasil dari CPI dan PPI yang positif dan terus mendukung harga emas dengan ekspektasi bahwa inflasi akan terus menurun sehingga menambah ekspektasi bahwa The Fed akan segera mengakhiri kenaikan suku bunganya,” kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures dikutip Reuters.
Pasar yakin bank sentral AS akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada bulan Desember, dengan sebagian besar pedagang memperkirakan penurunan suku bunga mulai Mei 2024, menurut alat CME FedWatch.
Meski demikian, kenaikan suku bunga The Fed masih menjadi sentimen negatif bagi harga emas. Kenaikan suku bunga akan membuat emas batangan menjadi kurang menarik karena tidak memberikan imbal hasil.
“Dengan kembalinya imbal hasil, harga emas melemah setelah lonjakan awal. Saya pikir prospek aset (emas) akan tetap positif tetapi pergerakannya akan lebih terukur,” kata Tai Wong, pedagang logam independen yang berbasis di New York.
Penjualan Ritel Turun
Investor juga mencermati data yang menunjukkan penjualan ritel AS turun pada bulan Oktober, meskipun lebih kecil dari perkiraan, setelah mengalami kenaikan yang kuat selama berbulan-bulan. Penurunan penjualan ritel menunjukkan melambatnya permintaan yang dapat semakin memperkuat ekspektasi jeda kenaikan suku bunga.
Sementara itu, harga perak di pasar spot naik 1,6% menjadi US$23,45 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sejak 20 Oktober sebelumnya. Platinum naik 1,1% menjadi US$895,13 dan paladium naik 1,5% menjadi $1.032,45. Kedua logam tersebut mengincar kenaikan sesi ketiga berturut-turut.